Categories Edukasi Rumah Sandy

FOMO, Lebih Baik Ketinggalan Bus Daripada Ketinggalan Isu Terkini

Di tongkrongan, selain basa-basi tanya kabar atau pamer pencapaian, hal yang sering dibahas adalah isu-isu terkini yang tengah hangat di dunia maya. Dari isu perceraian, video viral, hingg drama internet, dibahas dan didiskusikan di tongkrongan.

Mengutip data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJJI), sebanyak 91% orang Indonesia mengakses internet pada rentang usia 15-19 tahun (Farida, Warni, & Arya, 2021). Sementara itu, data dari Statistica (melalui Latief, 2024) menyatakan bahwa setiap hari, orang Indonesia menghabiskan waktu lebih kurang 7 jam 38 menit untuk mengakses internet, dengan tiga jam diantaranya untuk media sosial.

Membaca data di atas, kecil kemungkinan bagi orang Indonesia untuk ketinggalan informasi terkini. Hal tersebut membentuk sebuah ketakutan akan melewatkan informasi-informasi terkini, yang dikenal sebagai fear of missing out atau FOMO.

Menurut Aulyah & Isrofin (melalui Taswiyah, 2022), istilah FOMO dikenalkan oleh Andrew K. Przybylsk pada 2023. FOMO berarti sebuah ketakutan akan tertinggal satu hal yang dimiliki oleh seorang manusia.

Kita dapat melihat contoh FOMO dengan mudah dalam SpongeBob SquarePants. Dalam episode Patty Hype, kita menemukan antrean yang mengular dari warga Bikini Bottom. Mereka rela antre hanya untuk mencicipi Pretty Patty yang dibuat oleh SpongeBob.

Antrean panjang tersebut bahkan terjadi hingga di depan Krusty Krab. Tuan Krab, yang terkejut melihat kesuksesan SpongeBob, terkesan bahwa SpongeBob mendapatkan 46.853 pelanggan dari bisnis Pretty Patty, yang semula ia ragukan akan sukses, di depan rumahnya.

Terdapat banyak ragam FOMO. Ada FOMO terhadap tren terkini, ada FOMO yang berkaitan dengan tempat viral yang sedang ramai dikunjungi, ada FOMO tentang isu-isu yang hanya diperbincangkan. Semua jenis FOMO tersebut berasal dari satu sumber yang sama: media sosial.

Menurut Song dkk. (melalui Farida, Warni, & Arya, 2021), dalam konteks media sosial, FOMO membua pengguna gawai (smartphone) sangat bergantung dengan benda tersebut, dan sangat adiksi dengan aplikasi media sosial di gawainya.

Przybylski dkk. (melalui Farida, Warni, & Arya, 2021) berujar bahwa orang yang FOMO di media sosial mengalami kekurangan pemuasan kebutuhan, mood, atau pemuasan hidup dalam kehidupan nyatanya.

Terdapat beberapa tips untuk mereka yang terjebak dalam FOMO. Jika ada yang bertanya, “ini kan udah hype beberapa waktu lalu, kenapa baru sekarang kamu tahu?” cukup jawab dengan “iya maaf, kapan hari gak ada waktu ikutan trend.”

Tips lain, utamanya berkaitan dengan tempat viral, coba ambil waktu untuk datang ke tempat tersebut. Biasanya, tidak lama setelah opening, hype akan turun. Saat itulah merupakan waktu yang tempat untuk mengunjungi tempat tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *